Nasi Gandul Khas Pati yang Maknyuuusss

Langit sudah gelap sempurna saat kami memutuskan untuk berhenti dan beristirahat dikota Pati, Jawa Tengah. Sebelum berangkat dari Sidoarjo untuk menempuh perjalanan pulang kekampung halaman di Semarang, aku dan suami sudah sepakat akan makan malam di Pati. Sudah lama sekali rasanya nggak makan nasi gandul, makanan khas kota Pati. Beruntung sekali ada rekomendasi warung nasi gandul yang paling T.O.P. seantero Pati dari mas Topics yang memang asli wong Pati. 

Kami berhenti di Masjid Agung kota Pati yang waktu itu sepiiii banget, cuma ada kami sekeluarga aja. Mungkin karena sudah jam delapan (sudah lewat waktu shalat), penjaga masjid juga udah lier-lier nggak kuasa menahan kantuk yang menerjang. Begitu mobil kami terparkir sempurna, pak penjaga Masjid kembali meneruskan mimpinya yang sempat terpending gara-gara kemunculan kami. 😉 Selesai shalat dan melempengkan kaki (pegel boo), kubuka kembali percakapanku dengan mas Topics via WA digroup Warung Blogger. Untungnya warung rekomendasi mas Topics nggak jauh dari alun-alun kota, jadi walaupun hari sudah gelap dan kota Pati juga sudah mulai sepi kami toh tetap berhasil menemukan warung yang sayangnya aku lupa namanya hiks…. Maaf ya. 😦 Warung ini letaknya disebelah barat alun-alun kota Pati (kearah kota Kudus), kiri jalan persis disamping toko listrik Sumber Urip, nah disitulah gerangan warung nasi gandul yang terkenal itu berada.

Seperti apa si rasanya nasi gandul ini? Seperti kebanyakan masakan Jawa Tengah pada umumnya, nasi gandul punya dominasi  rasa manis. Bentuknya hampir mirip sama nasi pindang khas Kudus bedanya nasi gandul nggak pake daun so (daun melinjo), santannya juga nggak banyak malah cenderung encer dan ringan, kalau menurutku. Nasi gandul ini kaya banget rempah, yang terasa banget adalah jintan dan ketumbarnya. Sebagai pecinta rempah, racikan bumbu dinasi gandul ini menurutku juara banget alias nendaaaanggg!!! Nasi gandul ini sih kalau dalam bayanganku adalah (sok ahli kuliner banget si) percampuran antara soto dan gule, nah tuh kebayang nggak kaya gimana?

Keunikan dari nasi gandul ini adalah cara penyajiannya. Piring sebelumnya dialasai daun pisang kemudian kita boleh pilih lauk yang akan menemani makan kita. Ada berbagai jeroan dan daging empal, karena aku nggak doyan jeroan jadi lebih memilih empal. Oya sebagai pendamping ada telur pindang dan tempe yang digoreng garing…hhmmm….(sluuurpp..). Salah satu keunikan lain dari nasi gandul ini adalah dagingnya yang dipotong-potong dengan gunting, bukannya pisau. Nggak tau juga apa pengaruhnya kerasa mungkin biar praktis aja kali ya. Setelah lauk ditata diatas nasi baru deh kuah nasi gandul disiram diatasnya, tambahkan kecap, sambal, dan… voila…. Nasi Gandul Khas Pati siap dinikmati. 🙂

Buat si abang yang orang Aceh tulen, masakan Jawa yang manis gini nggak cocok dilidahnya. Kata abang kaya makan kolak pake nasi hehehe… Beda sama sang istri yang omnivora alias pemakan segala, masakan macam apapun asalkan halalan thoyiban, hajaarrrr!!!! 😉 Sayangnya sampai detik ini aku belum nemu penjual Nasi Gandul di Sidoarjo dan Surabaya, jadi kalau pengen ya terpaksa harus menunggu saatnya pulang kampung lagi heheheh…

Well… selamat mencoba kekayaan kuliner Indonesia khas Bumi Mina Padi atau yang bisa dikenal dengan Pati. Terima kasih banyak mas Topics atas rekomendasinya yang nggak mengecewakan. Bonapetite. 🙂