Island Hopping @ Belitung (Yes!!!!)

Yiippeeeeee !!!!! Hatiku gembira… senang tak terkira…(nyanyi sambil jejingkrakan), begini lah noraknya diriku kalo udah liat pantai yang biru dan jernih. Rasanya pengen secepatnya menceburkan diri ke dalamnya hehehe 😉 Semenjak merencanakan liburan ke Pulau Tanjung Pandang atau yang biasa dikenal dengan Belitung, agenda penting yang tidak boleh diganggu gugat adalah: island hopping!! Yes.

What is it??

Dermaga Tanjung kelayang

Island hopping?? Opo meneh kuwi??? Buat yang belum tahu apa itu island hopping (ckckckk..terlalu!!) ini adalah sebuah aktivitas dimana kita mengunjungi beberapa pulau dalam sehari. Jadi seperti melompat (hopping) dari satu pulau ke pulau yang lain. Pulau yang kita “lompati” biasanya pulau-pulau mungil tak berpenghuni yang jaraknya berdekatan satu sama lain. Aktivitas island hopping ini rupanya lagi naik daun dikalangan para traveler baik domestik maupun manca negara. Negara mana lagi yang paling pas untuk beraktivitas semacam ini?? Ya pasti lah negara kita tercinta Indonesia yang memang kaya akan pulau-pulau indah.

Day 2 di Belitung, tepatnya jam 08.00 kami bertiga sudah siap di dermaga Tanjung Kelayang, kota Belitung. Dermaga ini akan jadi garis start sekaligus garis finish pelaku island hopping. Mungkin karena bertepatan dengan hari kejepit nasional ya, jadi lumayan juga para traveler yang datang ke Belitung. Sehari sebelumnya kami sudah memesan sebuah kapal kecil yang akan mengantarkan kami keliling pulau dengan biaya Rp. 450.000. Lumayan mahal juga ya, makanya bagi yang ingin traveling ke Belitung sebaiknya datang beramai-ramai supaya segala macam biaya yang dikeluarkan bisa ditanggung bersama. 🙂

Sebelum berangkat para awak kapal memastikan seluruh penumpang sudha menggunakan livefest atau pelampung. Safety first… setuju banget. Terpesona dan kagum juga nih sama aturan seperti ini karena biasanya orang Indonesia suka menggampangkan urusan penting yang satu ini. Setelah semua penumpang siap, maka dimulailah petualangan kami. Semoga cuaca cerah mendukung supaya rencana mengunjungi lima pulau mungil ini dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya. 😉

Pulau Burung

Pulau yang akan menjadi tujuan pertama kami adalah Pulau Burung. Sebelum sampai di Pulau ini kita dapat menikmati keindahan Batu Berlayar yaitu sekumpulan batu besar besar berwarna putih yang letaknya nggak jauh dari Pulau Burung. Pemandangangan batu-batu besar ini memang mendominasi hampir di seluruh Pantai dan Pulau yang ada di Belitung. Puas menikmati kemegahan gugusan bebatuan, perjalanan menuju Pulau Burung berlanjut ke Pulau selanjutnya.

Menurut salah seorang kru kapal yang aku ajak ngobrol, Pulau ini memang berbentuk burung. Nggak ada seorang pun yang menghuni pulau ini, kecuali dua orang penjaga yang bertugas hingga sore hari dan tentunya beberapa ekor burung yang terlihat hinggap di pepohonan. Hamparan pasir putih selembut sutra segera menyapa sesaat setelah mendarat di Pulau ini. Hijaunya pepohonan menari-nari diterpa angin laut yang sejuk. Ingin rasanya menghirup udara yang bebas polusi ini sebanyak mungkin, kalau bisa sih mau dikantongin terus bawa pulang ke Sidoarjo hehehe. 😉 Baru beberapa menit berjalan mengitari Pulau mungil ini, Nadia udah narik-narik ngajakin nyemplung. Alhamdhulilah sebelum berangkat pak supir kami sudah mengingatkan untuk pakai kostum yang santai jadi kalau mau berbasah-basah ria nggak repot. Nadia sudah langsung pakai baju berenang, si abang pake celana pendek dan kaos, sedangkan aku kaos model tunik dan celana panjang.

Air yang biru dan jernih banget bikin betah banget, kalau nggak ingat masih ada beberapa pulau rasanya pengen terus berenang disini. Pulau tak berpenghuni ini serasa menjadi milik sendiri karena memang belum ada rombongan lain yang singgah di Pulau Burung. Puas bermain air disini, kami pun siap “melompat” ke Pulau selanjutnya.

Pulau Kepayang

Sebelum menginjakkan kaki di Pulau Kepayang, kapal yang kami tumpangi singgah di Pulau Pasir. Sayang sekali saat itu air sedang pasang jadi daratan yang hanya berukuran sekitar 3 meteran pun dipenuhi air laut. Pulau ini memang mudah “menghilang” karena ukurannya yang sangat kecil. Isinya pun hanya terdiri dari beberapa bongkah batu-batu besar yang dikelilingi hamparan pasir putih. Apabila air sedang surut, kita bisa lho berjalan di bibir Pulau, di tengah lautan lepas, seru ya. 🙂 Rasanya seperti melihat adegan film-film dimana para actor dapat berjalan diatas air.

Pulau Kepayang atau yang lebih dikenal penduduk setempat dengan Pulau Babi menjadi Pulau kedua yang kami singgahi. Disebut sebagai Pulau Babi karena dahulu penduduk local biasa beternak babi di Pulau ini. Namun kini kegiatan tersebut tak lagi diteruskan karena Pulau ini disiapkan menjadi tujuan wisata oleh Pemerintah Daerah setempat. Pulau kepayang lebih luas dari Pulau yang sebelumnya. Tempat ini pun sangat cocok untuk melakukan diving dan snorkeling. Berhubung hari sudah siang, kami memutuskan untuk membongkar perbekalan dan menikmati makan siang ditemani deburan ombak yang silih berganti. Subhanallah…. indahnya ciptaan Mu ini ya Allah. 🙂

Setelah puas makan siang dengan ikan dan udang bakar yang mak nyuuuusss eh kita dapet surprise dari kru kapal yang metikin kelapa hijau buat kami nikmati. Hhhmmm… segeerrr bangettt.  Perut kenyang, dahaga hilang, energy kembali terkumpul dan siap untuk meneruskan perjalanan Island Hopping.

Pulau Lengkuas

Sebuah Mercu Suar yang dibangun pada tahun 1882 yang juga merupakan peninggalan Pemerintahan Kolonial Belanda menjadi ciri khas dari Pulau Lengkuas ini. Pulau Lengkuas dikelilingi oleh bebatuan besar yang seolah menjadi aksesoris pelengkap keindahan pemandangan di Pulau ini. Berhubung terik matahari amat menyengat kulit siang itu, kami putuskan untuk mencoba menaiki menara Mercusuar terlebih dahulu. 18 Lantai dengan 333 anak tangga harus di lewati sebelum akhirnya sampai di puncak Mercusuar.Fuuuiiihhhh…. lap keringett!!!

Seluruh rasa lelah terbayar lunas ketika kami menyusuri keindahan Pantai dari puncak Mercusuar. Lautan yang biru dengan terumbu karang yang memikat terlihat sangat megah dari puncak menara. Kapal yang sibuk hilir mudik mengantarkan para pelancong, kesibukan di bibir pantai, orang-orang yang sedang berasyik masyuk di kedalaman lautan, semua terlihat begitu mungil di tengah kebesaran ciptaan Tuhan. Bahagia sekaligus merasa sangat beruntung tinggal di negara yang keindahannya tak tertandingi oleh negara manapun didunia.

dari puncak mercusuar

Sinar matahari mulai meredup saat aku mencoba mulai menjelajahi lautan dengan snorkeling. Puluhan ikan hias dengan aneka warna yang cantik dan terumbu karang menjadi teman setia selama penjelajahan kami akhirnya bisa kusentuh secara langsung. Oh iya.. WARNING !!! Waspadalah saat snorkeling karena ada banyak ubur-ubur yang siap menyengat. Aku sempet juga jadi korban sengatan mereka. Lumayan perih, rasanya seperti tersengat listrik. Snorkeling disini seru banget lho, murah lagi, cuma bayar Rp. 25.000 aja, tapi harus pesan sehari sebelumnya. Berbeda dengan pantai-pantai di Bali, disini kan kebanyakan pulau nya kosong, jadi semua peralatan diving dan snorkeling harus disiapkan sebelumnya.

hasil tangkapanku 😉

Ternyata dugaanku benar, lautan yang mengitari Pulau Lengkuas ini sangat dangkal jadi bagi yang nggak bisa berenang nggak perlu khawatir akan tenggelam. Menurut penduduk lokal, lautan terdalam disini hanya berkisar 2-3 meter.  Menyelam di Pulau Lengkuas rasanya seperti menemukan surga bawah laut yang belum terjamah, kereennnn.

Lengkuas Island

Gulungan awan hitam memenuhi angkasa sore itu, kami putuskan untuk segera kembali ke dermaga Tanjung Kelayang. Gerimis rinai hujan menemani perjalanan pulang kami. Bahagia dan puas rasanya melakukan Island Hopping di kota Belitung yang memukau. Saatnya istirahat dan bersiap untuk petualangan selanjutnya esok hari. Happy traveling 🙂