Maksud hati pengen main ke air terjun Madakaripura, apa daya lokasi ini di tutup selama musim hujan karena ada kemungkinan longsor. Dengan berat hati, aku terpaksa mencari alternatif lokasi yang lain. Jujur aku baru pertama kali mendengar nama air terjun ini padahal sudah hampir dua tahun menetap di Jawa Timur. Berangkat dari rasa penasaran dan mupeng liat foto mak Nurul Noe yang lagi mejeng sama kedua jagoannya di depan air terjun, mulai lah daku googling untuk menemukan lokasi air terjun Kakek Bodo ini. Ternyata lokasinya cukup dekat dari Sidoarjo, hanya dengan satu jam perjalanan sampai lah kami di air terjun ini. 🙂
Air terjun Kakek Bodo tepatnya terletak di kecamatan Prigen, kota Pasuruan, tak jauh dari tempat wisata Tretes. Menurut sejarah, air terjun ini di namakan Kakek Bodo karena ada seorang kakek yang dulunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah salah seorang keluarga Belanda kemudian memutuskan untuk berhenti kerja karena ingin bersemedi. Ia ingin meninggalkan semua urusan dunia dan menyepi di sebuah gunung. Majikannya pun menyebut orang tua ini sebagai Kakek Bodo karena meninggalkan urusan dunia dan bersemedi nun jauh di atas gunung. Lucu juga ya ceritanya. 😉
Saat kami datang, tempat ini masih sepiiii banget, Cuma ada dua mobil dan beberapa motor nangkring di tempat parkir. Dari tampak depan si oke lah ya, fasilitas pendukung pun lumayan lah untuk sebuah tempat wisata yang katanya sudah semakin terlupakan. Setelah membayar Rp. 10.000 untuk tiket masuk (murah ya), masuk lah kami ke dalam. Kriiik…kriiikk… cuma ada suara jangkrik dan belalang, kemana nih orang-orang?? Rupanya jalan menuju air terjun masih panjang. Yuukk mare kita lanjutkan. 🙂
Jalan setapak menuju air terjun cukup sempit dan panjang. Meskipun lumayan ngos-ngosan tapi udara pegunungan yang segar bikin hati ikutan seger. 😉 Pepohonan yang rindang, bunga-bunga liar, suara burung kecil yang bersahutan bikin suasana jadi adem banget, tapi sayang seribu sayang, seperti kebanyakan tempat wisata di Indonesia, lokasi ini juga nggak luput dari tangan-tangan jahil manusia. Ada yangmelancarkan aksi vandalism alias corat-coret di batu-batu, ada yang buang sampah sembarangan, ggrrr…. bikin kesel dan sebel. Sebenernya apa si motifasi orang-orang ini nulis di batu dan batang pohon? Makanya kemana-mana itu bawa kertas sama bolpoint dong. Kalau gini kan pemandangan jadi nggak sip lagi, belum lagi sampah yang betebaran dimana-mana
Jujur setiap traveling dan melihat keindahan alam yang di rusak dengan semena-mena, hati jadi geregetan (langsung nyanyi lagunya Sherina). Kapan ya orang-orang sadar kalau lingkungan itu milik kita bersama yang harus di jaga dan di lestarikan?? Berharap pemerintah bisa menyelesaikan banjir tapi kita masih hobby buang sampah sembarangan, pie jal??!! Inilah salah satu alasan aku selalu bawa anakku traveling, melihat keindahan alam supaya sejak kecil tertanam rasa cinta pada lingkungan.
Well… cukup sudah emosi jiwanya. Mari kita kembali ke acara traveling aja yuk. 😉 Setelah kurang lebih 30 menitan berjalan akhirnya mulai terdengar suara gemericik air. Udah nggak sabaran aja pengen segera melihat air terjun Kakek Bodo. Jadi inget terakhir kali liat air terjun tu jaman SMP pas aku jalan-jalan ke Grojogan Sewu yang ada di Tawang Mangu. Semakin cepat langkahku menuju sumber suara air, dan ternyataa……
Kecewa untuk yang kedua kalinya. Sejak awal kedatangan kami kemari, aku sudah membayangkan air terjun yang deras mengalir dari puncak gunung tapi yang ternyata air terjun Kakek Bodo nggak sesuai bayanganku. 😦 Entahlah, mungkin karena intensitas hujan yang masih jarang di Jawa Timur atau memang aliran airnya yang kecil, aku nggak menemukan efek dramatis air terjun yang kucari. Air terjun yang mengalir disini kecil dan nggak terlalu deras meskipun dinginnya si teteep ya kaya es. Kekecewaan makin bertambah saat kami mendekati air terjun dan ternyata banyak ABG yang lagi mojok disana. Lhaahh… tempat terpencil begini selalu aja ya jadi lokasi mojok favorit ABG, miris deh. 😦
Akhirnya kami cuma disana sekitar sepuluh menitan (nggak cucuk blas sama capeknya jalan). Bapak fotografer sudah hilang mood melihat air terjun yang kurang oke di tambah lagi banyak ABG pacaran, ilfil deh rasanya. Kami juga bawa anak kecil nih, apa kata dunia kalau yang di lihat Nadia anak-anak ABG yang lagi asyik berduaan. Astaghfirullah… yo wes langsung saja kami capcuzz secepatnya. Untungnya nggak jauh dari pintu masuk ada arena bermain dan kolam renang, jadi kekecewaan Nadia bisa terobati. Setelah puas main dan berenang di kolam yang duingin, kami pun cabut dari Kakek Bodo.
Ternyata traveling nggak selalu berbuah cerita manis ya. Seringnya setelah kembali dari traveling kami pulang dengan rasa puas dan bahagia bisa melihat ciptaan Allah yang begitu indah, tapi ada kalanya juga kami kecewa. Jelas bukan salah Allah, karena semua ciptaan Nya sempurna. Tangan jahil manusia lah yang membuat alam tak lagi sempurna. Semoga setelah menbaca tulisan ini semakin banyak orang sadar untuk mulai menjaga dan mencintai alam. Happy Traveling. 🙂
oalah prigen to iki….jaman SMP ke tawang mangu kuwi tahun piro? hehe
kemarin pas ke Batu ga ke comban rondo sekalian mbak muna?
LikeLike
tahun alif mas hehehe… iya aku juga belum ke coban rondo nih, sebagian besar air terjun di tutup selama musim hujan mas, rawan longsor soalnya 😦
LikeLike
mana nenekny?
LikeLike
2 tahun lalu masih rame mbak, parkir motornya penuh.. sekarang kok sepi gitu ya… benar2 dilupakan.
LikeLike
ya betul .. saya suka heran kalo ada yg nulis2 disitu, kan jaman sudah canggih bisa difoto aja trus bikin cerita gitu di buku ato blog kayak gini kan?? #ikutanemosi #samaygcoret-coret
LikeLike
ngeliat air terjunnya segerr banget mak, tapi emang nyebelin kalo liat ada yang buang sampah sembarangan gitu
LikeLike
Terakhir mandi di air terjun pas kemah bakti di kopeng atau bandungan (Lupa namanya)tahun 1996, sampai sekarang belum pernah ketemu lagi padahal sudah melanglang buana ke pelosok nusantara 😀
LikeLike
Sekedar info,meski hujan untuk wisata air terjun coban rondo yang berada di kawasan Wisata Malang Batu tetap di buka karena lokasi wisata ini tidak berbahaya meski hujan lebat tetep bisa dinikmati dari jarak jauh…dalam artian jaga jarak biar g bahaya 😀
LikeLike
siap!! mang lagi pengen ke Coban Rondo
LikeLike
dr rumah cuma 30menitan ini.hehe
kayaknya sampean kesananya emang pas debit airnya kecil, om
byasanya juga besar dan deras ko 😀
LikeLike
dr rumah cuma 30menitan ini.hehe
kayaknya sampean kesananya emang pas debit airnya kecil, tante *mohon maaf sekali yg td salah ketik :(*
biasanya juga besar dan deras 😀
LikeLike
Iya nih…salah waktu kyanya..padahal ngarep view air terjun yg deres dramatis gitu 😦
LikeLike
hehe brarti lain waktu harus kesana lagi, mba 😀
LikeLike
Coba aja ke madakaripura pasti gak nyesel deh 🙂
LikeLike
Pengeeeen bangeeeetttt
LikeLike