Nampang di Republika

Setelah sekali mencoba mengirim artikel traveling ke Leisure di harian Republika dan nggak ada kabar sampai detik ini, rasanya rada kurang semangat mau mencoba lagi. Tapi, thanks to mbak Ika Koentjoro yang waktu itu tulisannya berhasil nampang di kolom parenting, aku jadi kepikiran kenapa nggak mencoba kolom itu dulu? Toh ku juga suka menulis tentang parenting. Akhirnya dimulailah agenda mempelajari artikel parenting yang disukai Republika. 😉


Susah banget nyari Republika di Semarang, akhirnya aku stalking ke blognya mak Ika Koentjoro dan mak Haya Aliya Zaki yang memang udah langganan nampang di Leissure Republika. Setelah membaca artikel mereka, aku nyoba deh nulis ceritaku sendiri. Alhamdhulilah nggak pake lama, seminggu setelah email, tulisanku sudah nampang cantik di kolom Buah Hati Leissure Republika tanggal 2 September 2014. So thanks alot buat kedua cikgu ku yang ciamik dan nggak pelit berbagi ilmu ini. 😉

Yang mau mencoba peruntungan menembus Republika silakan aja nulis artikel tentang cerita pengalaman sehari-hari kita dengan si kecil atau kisah traveling kita. Untuk rubrik buah hati tulisan yang di minta sejumlah 2.500 karakter. Feenya lumayan, untuk buah hati dan kuliner 200ribu sementara rubrik jalan-jalan 750ribu. Artikel di kirim via emai kel leisure@rol.republika.co.id beserta foto-foto terbaikmu ya temans. 😉

jadi artis dadakan di Republika ;)

jadi artis dadakan di Republika 😉

Belum lagi kehebohan dan kebahagiaan ini usai, mak Haya ngabarin kalau Republika lagi nyari narasumber untuk artikel bertema travel writer. Aiihh…. bahagianya daku. Once again nampang cantik di Republi, kali ini bersanding dengan travel writer kondang macam Mak Shienta Ries, mak Tesya, mak Olenka Priyadarsani, dkk. 😉 Makasih banget ya mak Haya, yang mengingat diriku ini, padahal masih newbie banget di dunia travel writing. Ini jadi pemicu aku untuk makin semangat menulis kisah traveling.

Buat yang kemarin belum sempat baca versi cetaknya di Republika, aku cantumkan artikelku yang dimuat di kolom buah hati ya. Semoga bermanpangat heheheh… 😉

tulisanku di kolom buah hati, Leisure Republika :)

tulisanku di kolom buah hati, Leisure Republika 🙂

Nadia dan Gigi Sehatnya

Kesehatan mulut dan gigi seringkali luput dari perhatian orangtua padahal gigi dan mulut adalah bagian penting dalam tubuh manusia terutama dalam proses pencernaan. Akibatnya banyak anak-anak yang mengalami permasalahan pada gigi dan gusinya sehingga menyebabkan mereka susah makan. Untuk itu saya mencoba membiasakan menjaga kesehatan gigi dan mulut pada si kecil Nadia sedari dini.

Ketika Nadia sudah mulai mengenal makanan pendamping ASI saya biasa menggosok gusinya dengan sikat gigi khusus balita yang dimasukkan ke dalam salah satu jari tangan saya tanpa pasta gigi. Hal ini saya lakukan untuk menjaga kebersihan gusinya. Kebiasaan ini saya lakukan sembari mengajaknya bermain air dengan beberapa boneka karet pada waktu mandi agar perhatiannya teralihkan.

Setelah gigi susu Nadia tumbuh semakin banyak sayaa membiasakannya menyikat gigi tiga kali sehari; pagi, sore, dan malam sebelum tidur. Selain itu saya mengajaknya memilih sikat ggi dan pasta giginya sendiri. Ia bebas mementukan warna dan rasa pasta giginya sendiri, tentunya dengan sedikit arahan dari saya. Di malam hari saya ataupun ayahnya biasa menyikat gigi bersama sebelum pergi tidur. Dengan begitu kami tak sekedar mengajarkan si kecil menjaga kesehatan gigi, namun juga aktif memberi contoh.

Namanya juga anak-anak, tak jarang Nadia mengalami saat-saat dimana Ia malas menyikat gigi dengan berbagai alasan. Untuk mengatasinya, saya memutarkan CD dan membacakan buku yang bercerita mengenai asyiknya menyikat gigi ataupun akibat apabila kita malas menyikat gigi. Tak butuh waktu lama untuknya mengingat lirik lagu menyikat gigi yang kerap kami tonton bersama. Sejak itu lagu “sikat gigi” itu menjadi obat mujarab yang selalu menjadi penyemangat Nadia untuk gosok gigi setiap hari.

Selain menjaga kesehatan gigi dengan rutin menyikat gigi, saya pun mengingatkan Nadia untuk tak banyak makan makanan manis seperti coklat dan permen untuk mencegah gigi berlubang dan rusak. Saya jarang menyimpan banyak makanan manis di rumah dan membiasakan Nadia untuk makan buah dan sayur secara teratur agar terhindar dari sariawan. Saat Nadia ingin makan coklat ataupun permen saya selalu mengingatkan untuk segera menyikat gigi atau berkumur dengan air hangat setelah selesai.

“Mama, kata bu dokter gigiku sehat dan rapi lho,” cerita Nadia seusai sekolahnya mengadakan kunjungan ke Klinik dokter gigi beberapa bulan lalu.

Rupanya pujian yang diucapkan langsung oleh seorang dokter gigi padanya, membuat Nadia tak takut memasuki ruang praktek dokter gigi. Nadia dengan antusias bercerita tentang pengalamannya berkunjung ke Klinik gigi bahkan mempraktekan cara menyikat gigi yang benar dihadapan saya.

Bulan lalu gigi susu pertamanya tanggal, kami membawa Nadia ke dokter gigi. Saya pun mencari klinik dokter gigi dengan suasana yang ramah anak untuk membantunya relaks. Meskipun ada sedikit tangisan saat dokter gigi mencabut giginya, saya sangat bangga pada Nadia karena telah berhasil melalui prosedur tersebut tanpa banyak drama dan airmata.

Yuk.. kirimin cerita kalian ke Republika. 🙂

37 thoughts on “Nampang di Republika

Leave a comment