Bersahabat Dengan Asma

Assalamualaikum sahabats 🙂

Adakah dari kalian yang punya penyakit bawaan sejak kecil? Well, aku punya. Sejak bayi aku menderita asma. Penyakit ini diturunkan dari garis keturunan keluarga mamaku. Ada beberapa sepupuku dari keluarga mama yang juga punya asma. Bedanya saat mereka beranjak dewasa, penyakit ini hilang dengan sendirinya, sedangkan untukku, asma masih betah nagkring ditubuhku entah sampai kapan.

Pernah sih zaman SMA dan kuliah asmaku sempat menghilang. Saking senengnya aku nggak pernah lagi bawa inhaler (obat semprot) yang memang nggak pernah lupa kubawa kemana-mana. Asmaku kumat lagi ketika hamil Nadia. Memasuki trimester kedua asmaku kumat hampir tiap malam, padahal waktu itu aku sendirian di kos. Saat itu aku lagi kuliah S2 di Jogja dan abang kerja di Surabaya. Beberapa kali aku harus masuk UGD di tengah malam buta karena asmaku parah banget. Saat itu doaku cuma satu, semoga anakku nanti nggak punya asma.
Sejak awal hamil, doa itu nggak pernah absen kuminta pada Allah. Aku nggak mau anakku nanti kena serangan asma atau nggak bisa main kejar-kejaran karena asma bisa kambuh saat kita kecapaian. Aku ingin anakku punya hidup yang sehat dan normal, nggak seperti masa kecilku yang akrab dengan UGD. Sayangnya Allah berkehendak lain. 😦

Diusianya yang ke 15 bulan Nadia mengalami serangan asmanya yang pertama. Begitu hebatnya sampai kami harus menginap di RS selama seminggu. Hancur hati ini waktu melihat Nadia di uap. Nadia yang masih bayi dengan selang infus ditangannya meronta-ronta dalam gendonganku saat di uap sampai akhirnya tertidur karena kecapean. Waktu itu aku cuma bisa nangis, dan merasa marah pada Allah. Kenapa harus Nadia?? 😦

foto diimpor dari sini

foto diimpor dari sini

Mesin uap yang kupunya sejak SD resmi menurun pada Nadia. Semua obat yang sudah pernah kuminum sejak kecil pun harus diminumnya juga. Sedih bangeet rasanya kalau melihat Nadia asma. Andaikan bisa menggantikan posisinya, aku rela banget. Aku merasa jadi ibu yang paling jahat sedunia karena telah mewariskan penyakit pada anakku sendiri. 😦

Ternyata setelah melakukan beberapa pemeriksaan, ada beberapa gejala asmanya Nadia yang berbeda dengan asmaku. Asmaku akan kumat kalau aku kecapean, kepanasan, atau stres sedangkan pemicu asmanya Nadia adalah alergi. Nadia punya alergi debu, asap rokok, dan MSG. Selama Nadia menjauhi alergi itu, insyaallah Nadia akan baik-baik saja. Hikmahnya saat itu juga abang berhenti merokok. Alhamdhulilah. 🙂

Semua peristiwa pasti ada hikmahnya. Karena sudah terbiasa dengan asma, aku nggak merasa panik saat melihat Nadia asma. Semua obat, tindakan yang harus dilakukan saat kena serangan, bahkan terapi, sudah sangat aku kenal. Jadi aku bisa mengatasi kondisi itu dengan baik walaupun yang namanya ibu pasti sedih banget melihat anaknya sakit.

contoh obat-obatan asma

contoh obat-obatan asma

Jadi bagaimanakah keadaan kami sekarang? Alhamdhulilah aku sekarang sudah bisa menerima keadaanku ini. Setelah 20 tahun lebih merasa minder karena jadi orang penyakitan, sekarang aku sudah bisa menerima takdir yang Allah berikan padaku. Aku yakin Allah nggak akan memberi cobaan diluar kemampuan hamba Nya. Sampai sekarang asmaku masih aktif, terutama di musim kemarau seperti sekarang. Di malam hari aku masih terbangun dalam keadaan sesak nafas dan harus memakai inhaler. Semua kuterima dengan pasrah, toh hari-hari sehatku masih lebih banyak dari hari sakitku. Aku masih bisa traveling kesana kemari, masih punya hari-hari bahagia sebagai ibu dan istri. Semoga penyakit inilah yang akan meleburkan dosa-dosaku. Amiiinnn….

Sedangkan untuk Nadia, aku masih terus berdoa agar penyakitnya segera hilang. Menurut artikel yang pernah kubaca, asma itu tidak bisa disembuhkan tapi dia bisa dijinakkan. Penderita asma bisa hidup sehat bahakn bersahabat dengan asma asal Ia mengerti caranya menjauhi pencetusnya.

asma dan pencetusnya

asma dan pencetusnya

Untukku adalah nggak kecapaian dan kepanasan, sedangkan untuk Nadia menjauhi semua pencetus alerginya. Obat-obatan asma, seperti inhaler dan mesin uap (nebulizer) wajib dimiliki si pengidap asma. Kita juga harus menjaga pola hidup, dengan makanan sehat, menjauhi debu, asap rokok, dan MSG karena saluran pernafasan pengidap asma sensitif terhadap tiga hal diatas.

Olahraga juga bisa menjadi terapi pernafasan yang sangat dianjurkan lho, jenisnya disesuaikan dengan minat kita aja. Ada orang cocok dengan yoga atau beberapa olahraga beladiri (kungfu, karate, dll), tapi aku sih cocok dengan berenang. Sejak aku mulai belajar berenang, asmaku berkurang drastis. Meskipun sampai sekarang masih suka kumat, tapi berenang sangat membantu melatih pernafasanku jadi lebih kuat. Berenang menjadi olahraga kesukaanku sampai saat ini. 🙂

Aku juga berencana mendaftarkan Nadia les renang nih. Supaya pernafasannya lebih kuat dan badannya lebih sehat. Sejak Nadia 3 tahun aku sudah mengenalkan Nadia pada air, jadi insyaallah sekarang sudah siap untuk les berenang. Doakan kami selalu sehat ya. 🙂
Asma memang tidak bisa disembuhkan, tapi bukan berarti penderitanya tidak bisa hidup normal. Kenali gejala asmamu, maka kita akan bisa bersahabat dan hidup sehat, meskipun dengan asma. 🙂

tetap heppy dengan asma ;)

tetap heppy dengan asma 😉

43 thoughts on “Bersahabat Dengan Asma

  1. Nai juga ada Asma, Mak. Kalau menurut dokter anak yg nanganin Nai, Asma itu gak bs disembuhkan. Tapi, supaya gak kambuh, pencetusnya harus dihindari. Dan, pencetusnya bisa beda2 utk setiap penderita. Kalau Nai pencetusnya itu debu.

    Renang bagus buat asma. Katanya, konsumsi yoghurt juga bagus buat asma. Nai sih rutin konsumsi yoghurt. Tp, berenang blm rutin. Dia lagi brenti dulu dr kursus renangnya.

    Alhamdulillah, Nai juga udah lama gak kambuh. Semoga jangan sampe kambuh lagi. Nadya dan Mak Muna juga semoga sehat selalu, ya

    Like

  2. wahh bakalan lebih keren dari mbak Asma nadia dah mbak muna..mantap mbak…diajak jalan-jalan pagi ke pantai mbak ^-^, smga lekas sembuh y mbak…pasti ada hikmah di tiap kejadian…

    Like

  3. aku asma mbak dari keturunan ibu jadi ngga dominan , tapi parah pas smp. beruntung sma diperkenalkan dengan renang alhmadulilah jadi terbantu. sekarang kambuh kalau fisik lagi drop dan kurang olahraga. makanya skrg coba rutin lari atau renang alhmadulilah sesekali aja munculnya. tapi paling penting sih tahu penyebabnya, sbtlnya asma kan krn alergi. aku nggak bisa makan makanan yg panas kaya durian atau nangka plus udara terlalu panas dan debu.

    Like

  4. Saya juga keturunan asma, Mak. Kakek saya bahkan meninggal karena penyakit ini sekitar tahun 1980. Penyakit itu diturunkan kpd ibu saya, dan dari ibu belanjut ke saya. Saya mulai merasakan serangan asma waktu SMP. Setelah itu, hampir rutin setiap 2 tahun sekali pasti saya sakit krn asma kambuh. Pernah saking lemesnya, saya cuma bisa jongkok dan susah berdiri. Tapi alhamdulillah saya sudah menemukan obatnya Mak. Waktu itu teman ngaji saya yg memberi. Obatnya pun tidak harus diminum setiap hari. Saya hanya meminumnya ketika kambuh saja dan alhamdulillah sudah jarang sekali kambuh. Terakhir februari tahun lalu, kambuh yang sebelumnya sekitar tahun 2007. Semoga Mak Muna juga bisa segera berjodoh dengan obatnya ya..

    Like

  5. anakku keempatnya pernah asma mak. hanya kini yg sering kambuh si sulung dan adiknya yang nomor 2. asmanya dari garis ayahnya. kalau lagi kumat, bikin saya tidak tidur semalaman menjaganya. sepertinya mau ikut cara Mak Muna nih, terapi renang. makasih sharingnya ya..

    Like

  6. Yg penting djaga yah dr pencetusnya 🙂

    Suami saya pny asma, alhamdulillah ga pernah kambuh lg sejak kecil… untungnya klo asma ktnya nurunnya dr ibu yah?
    Tp tetep aja saya punya alergi, beberapa bln ini udah terapi pake seretide diskus… Berdoa mdh2an ga nurun ke jav…

    Like

  7. Salam silaturahmi …
    Putera sulung saya juga punya asmatis. Tapi alhamdulillah, gak pernah sampe parah karena sejak kecil sesuai anjuran dokter selalu dihindari pencetusnya dan dulu selalu diajak berenang di Cipanas (kami tinggal di Garut) seminggu 3 kali. Sekarang ia sudah kuliah, semoga selalu tetap sehat.
    Benar, mbak Muna, pengidap asma tetap bisa happy dan beraktivitas dgn bahagia hehe … Salam buat dek Nadia, ya.

    Like

  8. aku punya banyak teman berkegiatan di medan ekstrim (gunung, hutan, gua) yang juga memiliki asma. Rata-rata baik-baik saja selama berkegiatan 🙂
    kuncinya di olah raga yg rutin. swimming and jogging will do. latihan pernafasan yg rutin dan membangun self awareness terhadap lingkungan. plus lagi nih selalu prepare for the worst.
    sampaisekarang saya masih sering ngebolang di pelosok sama mereka 😀

    Like

Leave a comment