Sebuah Gedung Tua Beraroma Buku yang Selalu Kurindukan

Perpustakaan…. bagi sebagian orang tempat ini terkesan membosankan dan bikin ngantuk, tapi tidak buatku. Perpustakaan buatku tak ubahnya seperti taman bermain yang penuh dengan permainan mengasyikkan. Mencintai buku sejak kecil membuatku secara otomatis mencintai perpustakaan. Didalam ruangan yang terkadang pengap dan sepi itu, aku justru memuaskan rasa keingintahuanku, melebarkan imajinasiku, dan bahkan berkeliling dunia. Yup… siapa bilang keliling dunia butuh biaya mahal? Cukup dengan membaca sebuah buku kita sudah bisa mengelilingi dunia yang luas ini. Kuakui aku termasuk golongan nerd, but I’m proud of it. 🙂 

My Very Own Reading Corner

Saat duduk dibangku SD, ketika sebagian besar anak sibuk bermain dan berlarian dilapangan, aku asyik melanglang buana dengan buku sebagai permadani terbangku. Kisah-kisah para Nabi, dongeng-dongeng diseluruh dunia, kisah Lima Sekawan, dan cerita-cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia adalah menu kesukaanku. Beranjak SMP, komik manga buatan Jepang menyita banyak sekali waktu dan perhatianku. Perpustakaan sekolah memang nggak punya koleksi manga, tapi aku nggak kalah akal. Kusisihkan sebagian besar uang jajanku supaya dihari Sabtu, sebelum pulang sekolah, aku bisa mampir ketoko buku dan membeli komik manga heheh… 24 seri Kung Fu Boy, 42 seri Dragon Balls, 18 seri Sailor Moon, City Hunter, Lady Oscar, Candy-Candy, Doraemon, Pansy, dan puluhan judul lainnya memenuhi rak bukuku. Dari manga aku jatuh cinta pada Jepang dan bertekad untuk bisa mengunjunginya someday, amiiinnn. 🙂

Kalau saat SMP aku keranjingan manga, hobby membacaku beralih ke novel detektif saat SMA. Sebuah novel Agatha Christie berjudul “Nemesis” hadiah ulang tahun dari papa sukses menarik perhatianku. Sejak hari itu aku mulai mengoleksi novel dari berbagai genre hingga detik ini. Beberapa buku karya Sir Arthur Conan Doyle, Agatha Christie Charles Dickens, James Paterson, Sidney Sheldon, Nicholas Sparks, J.K. Rowling, Pramoedya Ananto Toer, Helvy Thiana Rosa, Asma Nadia, bahkan penulis-penulis muda Indoensia melengkapi koleksi bukuku. Suatu hari nanti aku akan punya perpustakaan dengan koleksi yang lumayan lengkap deh kayanya hehehe…(sayang koleksi buku-buku lamaku ada di Semarang jadi nggak bisa difoto).

Selain membeli sendiri, Perpustakaan Daerah Semarang juga jadi sasaranku saat dompet lagi nggak bersahabat. Saat senang dan susah perpustakaan selalu jadi tempat pelarian yang menyenangkan buatku. Dari semua perpustakaan yang pernauh kukunjungi, ada satu perpustakaan yang paling membekas dihati. Dimanakah dia berada???

 

Perpustakaan Pusat UGM

Perpustakaan Pusat UGM

Gedung Tua yang Selalu Kurindukan

Perpustakaan Pusat UGM. Gedung berarsitektur kuno dengan aroma buku tua yang selalu dipadati mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu menjadi tempatku menyemai mimpi dan cita-cita. Sejak resmi jadi mahasiswa UGM, ya inilah salah satu tempat favoritku di Yogjakarta. Banyak sih perpustakaan di kota ini, secara ini kota pelajar yah, tapi gedung ini terasa special buatku. Kalau sebagian besar mahasiswa S2 bertengger diperpustakaan pascasarjana, aku lebih suka nangkring di Perpustakaan Pusat UGM. Dari luar memang tampak seperti gedung tua pada umumnya, tapi anggapan kuno akan segera berubah begitu kita memasuki perpustakaan ini. Ribuan buku tertata apik disini, system katalog yang canggih dan pustakawannya pun ramah dan baik. Entah berapa banyak mahasiswa berkunjung setiap harinya, tapi sepasukan pustakawan yang handal selalu siap membantu. Aku sendiri betah berlama-lama disini, apalagi sejak proses thesisku dimulai. Jangan salah sangka dulu lho…aku nggak cuma kemari demi mencari data penunjang thesis, tapi swear deh buku disini tuh lengkap banget.

Setelah anakku lahir, aku memutuskan kembali ke Semarang, tapi masih selalu rutin berkunjung ke Yogjakarta karena harus bimbingan thesis. Selain kampus dan perpustakaan Pasca Sarjana, Perpustakaan Pusat UGM hampir nggak pernah terlewatkan dalam setiap kunjunganku ke Yogja. Setelah sesi bimbingan dengan dosenku, aku langsung naik bus menuju Perpustakaan Pusat UGM, dan baru pulang selepas ashar. Ada satu kejadian lucu disini, saat aku sedang asyik membaca dengan beberapa teman, tiba-tiba badan ini terasa dingin-dingin gimana gitu? Seorang teman dengan terkejut bilang, “Na..kenapa tuh bajumu basah gitu?” Rupanya tanpa kusadari ASI ku yang lagi banyak-banyaknya bocor hingga membasahi bajuku. Ealahh… malu banget rasanya, baju basah kuyup, mana bau susu pula. Rencana berlama-lama diperpustakaan pun musnah sudah. Setelah meminjam beberapa buku sambil terus menutupi bagian dada yang mulai banjir susu, langsung deh mengungsi dikosan temen.Beginilah seklumit perjuangan emak-emak yang pingin segera lulus S2 tapi tetap berkomitmen memberikan ASI eksklusif. 😉

bukuku

sebagian hasil sabotase buku dari Perpustakaan Pusat UGM 😉

My Library to be

Internet-Cafe-and-LibrarySambil terus mengembangbiakkan berbagai macam buku dan majalah, cita-citaku punya perpustakaan tetap kupupuk setiap harinya. Dalam desain yang sudah kurencanakan sejak dulu, aku akan punya Library Café yang cozy dan penuh dengan koleksi buku dalam negeri dan manca negara. Akan ada ruangan khusus anak-anak dengan koleksi buku yang menarik dan akan ada sesi mendongeng setiap minggunya. Perpustakaanku juga akan mengundang penulis-penulis pemula yang dipersilakan membedah dan membahas tulisan terbaru mereka. Ada juga wifi dan kopi, tentunya, sebagai teman membaca. Hmm… memang butuh biaya yang besar sih, tapi nggak ada impian yang mustahil selama kita berusaha keras mewujudkannya. Until then, peternakan buku masih akan kuteruskan sambil menabung sedikit demi sedikit. Akan kubuktikan kalau perpustakaan nggak selamanya suram dan membosankan, perpustakaan akan pun bisa jadi tempat hang out yang seru dan menyenangkan. Library is one of the best places in the world. It is and will always be one of my favorite places.

giveway-library_002

 

17 thoughts on “Sebuah Gedung Tua Beraroma Buku yang Selalu Kurindukan

  1. Aku juga pengean punya perpus yang cozy seperti dalam foto di atas, Mbak. Tapi kapan yah? hehehe..Yuk kita saling mendoakan agar masing2 impian tentang library terwujud. Amin 🙂

    Like

  2. Waktu di Akabri dulu saya sering ke perpustakaan. Bukunya bagus-bagus dan tentu saja bermanfaat.
    Sayangnya, karena sudah sering membaca buku militer saya malah sewa novel Pelangi Di Langit Singosari. Ini untuk selingan setelah tiap hari melahap buku taktik dan strategi militer.
    Semoga berjaya dalam GA. Kok tahu saja ya ada GA he he he
    Salam hangat dari Surabaya

    Like

  3. Suka dengan kalimat:
    “Perpustakaan buatku tak ubahnya seperti taman bermain yang penuh dengan permainan mengasyikkan. Mencintai buku sejak kecil membuatku secara otomatis mencintai perpustakaan. Didalam ruangan yang terkadang pengap dan sepi itu, aku justru memuaskan rasa keingintahuanku, melebarkan imajinasiku, dan bahkan berkeliling dunia.”

    Makasih ya udah ikutan Library Giveaway! 😉

    Like

  4. maaaaak…main-main ke perpustakaanku :D…ngg kerasa, saya punya koleksi buku yang lumayaaan, apalagi sering nyambangi garage sale hehehe…saya juga pecinta candy-candy lhooo :D…dan sampai sekarang masih terus beli Detektif Conan. pokoknya paling betah ke toko buku or ke perpustakaan, makanya suka diprotes suami et anak-anak hehehe…sekarang saya lumayan banyak juga mengkoleksi e-book, lebih praktis :D…sukses GAnya yaaa…

    Like

  5. Pingback: Buku-buku Lama Yang Diukir Menjadi Karya Seni | Fuh.My

  6. Pingback: Buku-buku Lama Yang Diukir Menjadi Karya Seni | Malaysia Boleh

Leave a comment