MENDUNIAKAN KULINER INDONESIA MELALUI PEDAGANG KAKI LIMA

cropped-femina-blog-contest3.jpgEating and cooking one’s way through a country is one of the best ways to understand and enjoy a culture. The raw ingredients, finished dishes and smells, tastes and traditions in between meld into unforgettable sensory experiences. (Sarah Gold, CNN)

Makanan sangat erat kaitannya dengan sebuah kebudayaan yang dimiliki masyarakat. Melalui cita rasa, bentuk, bahan-bahan yang digunakan bahkan cara penyajian, kita dapat mempelajari budaya setempat. Manusia tidak mungkin terpisahkan dari budaya kuliner mengingat makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, bahkan dibeberapa tempat makanan dapat dijadikan alat pembeda status sosial seseorang ataupun sebagai alat perekat tali persaudaraan.

Seiring perkembangan zaman makanan dan minuman yang semula hanya merupakan kebutuhan dasar manusia bergeser menjadi sebuah gaya hidup yang tidak terelakkan. Berkat arus globalisasi yang mampu membuka sekat pemisah antar negara, manusia kini mulai mengenal berbagai kuliner khas dari berbagai negara. Wisata kuliner dianggap sebagai salah satu petualangan yang menyenangkan karena dari makanan khas sebuah bangsa lah manusia dapat mengenal gaya hidup, kebiasaan, bahkan sebuah tradisi dan budaya bangsa lain. Berbagai bentuk bisnis kuliner dari mulai restoran kelas atas hingga pedagang kaki lima dipinggir jalan kian menjamur bahkan menjadi pesona yang menarik perhatian para wisatawan. Gaya hidup inilah yang kemudian mendatangkan wisatawan dari berbagai belahan dunia menciptakan peluang bagi usaha dibidang kuliner terus berkembang dari masa kemasa.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu, kuliner Indonesia sangat potensial untuk dijadikan sebagai salah satu alat promosi wisata sekaligus menjadi simbol identitas Indonesia di luar negeri. Apabila dilihat dari segi pengeluaran, diperkirakan hampir 20% dari pengeluaran para wisatawan saat berlibur adalah untuk memuaskan indra perasa, mulai dari mencoba berbagai menu khas andalan daerah ataupun membeli oleh-oleh berupa makanan. Sayangnya lahan emas ini belum digarap dengan serius.

Banyak pengamat dan penikmat kuliner dalam maupun luar negeri mengakui cita rasa masakan Indonesia yang khas dan unik. Gabungan antara bahan makanan khas nusantara dan rempah tradisional menciptakan perpaduan sempurna dalam sebuah hidangan yang eksotis nan lezat. Beberapa jenis masakan khas Indonesia seperti rendang, sate, gado-gado, dan nasi goreng telah mendunia berkat restoran-restoran Indonesia yang dibuka dibeberapa negara. Sayagnya di Indonesia sendiri, kuliner khas nusantara justru mulai terlupakan bahkan kalah pamor dibandingkan dengan masakan impor seperti kuliner Thailand, Korea, Jepang, dan beberapa negara Barat yang mulai mendominasi pasar kuliner Indonesia.

Indonesia dapat dan sangat mungkin menjadi negara tujuan wisata kuliner dikawasan Asia Tenggara. Andaikan pemerintah serius menggarap lahan kuliner maka bukan hal yang mustahil kelak Indonesia mampu mengikuti jejak Perancis, Jepang, maupun Thailand yang kekayaan kulinernya telah membahana diseluruh dunia. Ada sebuah strategi jitu yang dapat diterapkan pemerintah dalam rangka menyelamatkan warisan kuliner nenek moyang yang sangat berharga ini. Sebuah strategi jangka panjang yang bahkan mampu meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat.

Pedagang kaki lima, sebuah pemandangan khas Indonesia yang pasti dapat ditemukan diseluruh penjuru nusantara. Makin berkembangnya pedagang kaki lima diberbagai tempat sangat didukung oleh kebiasaan orang Indonesia yang gemar jajan dan harganya yang bersahabat dikantong. Sayangnya keberadaan pedagang kaki lima sering kali menimbulkan dampak negative bagi lingkungan sekitar seperti kemacetan serta kesan kumuh dan kotor sehingga pemerintah terpaksa menggusur mereka. Ada baiknya pemerintah merubah perspektif pedagang kaki lima yang identik dengan kesemrawutan dan secara kreatif mengubah keberadaan mereka yang mengganggu dan menjadikan mereka asset yang mampu meningkatkan daya jual daerah masing-masing.

Apabila Perancis dan Italia terkenal dengan kafe-kafe pinggir jalannya yang menarik, mengapa tidak kita buat Indonesia terkenal dengan kuliner khas pedagang kaki limanya? namun tentu saja dengan pengelolaan yang atraktif dan kreatif. Pemerintah dapat menyediakan lahan khusus bagi para pedagang untuk menjalankan usaha mereka. Apabila pemerintah tidak mampu menyediakan lahan baru, pemerintah dapat menggunakan lahan yang sudah tersedia, seperti yang dilakukan pemerintah kota Medan dan Solo dengan menyulap salah satu jalan utama mereka menjadi pusat kuliner dimalam hari. Cara tersebut dirasa cukup efektif selain karena tidak menggunakan kekerasan seperti yang terjadi dikota lain, pemerintah pun dapat mengontrol jenis makanan serta kebersihan stand pedagang dengan lebih mudah. Relokasi pedagang ini mendapat tanggapan positif baik dari pedagang dan dari pembeli sendiri, bahkan beberapa stasiun televisi pun tertarik meliput pusat wisata kuliner karena lokasinya yang menarik dengan berbagai sajian kuliner yang lezat yang pada akhirnya mendatangkan lebih wisatawan. Sebuah petualangan yang menyenangkan bagi penggila kuliner dapat menemukan sebuah tempat dimana seluruh kuliner khas daerah berkumpul disatu dan dengan harga yang terjangkau.

Makanan khas daerah sebagai magnet penarik wisatawan baik domestic maupun manca negara adalah salah satu promosi wisata yang jitu mengingat kekayaan alam Indonesia yang tercermin dalam ribuan resep makanan dan minuman yang mengundang selera. Pemerinrah dapat melakukan promosi keberbagai negara melalui pameran kuliner nusantara atau mengikuti ajang internasional seperti World Street Food Congress (WSF) dengan mengundang perwakilan pedagang kaki lima dari berbagai daerah. Berpartisipasi dalam ajang promosi kuliner internasional dengan memperkenalkan kuliner yang berbeda membuka kesempatan bagi Indonesia untuk memperkenalkan berbagai jenis kuliner khas nusantara pada dunia.

Festival kuliner dan jajanan nusantara sudah sepatutnya dijadikan agenda tahunan dalam ni sebagai bentuk promosi pariwisata baik didalam maupun luar negeri. Pemerintah harus gencar menjual bahkan mempelajari strategi marketing agar kemasan kaki lima berubah menjadi tampilan khas yang hanya bisa ditemukan di Indonesia. Penjual diberi kesempatan seluas-luasnya untuk memperkenalkan kuliner khas Indonesia dengan cara yang atraktif bahkan untuk memodivikasi tampilan menu agar nampak lebih berkelas, sesuai standar internasional dan modern. Perlombaan memasak menu tradisional untuk berbagai kalangan usia pun dapat dijadikan alternative acara yang akan menarik minat pengunjung. Dengan adanya ajang tahunan semacam ini diharapkan akan terus bermunculan koki-koki handal yang dengan setia akan melestarikan warisan pusaka nenek moyang kita.

Last but not least, ketersediaan tempat usaha akan baik bila didukung oleh kemudahan modal guna mempermudah usaha para pedagang kaki lima. Ketiadaan modallah yang menyebabkan pedagang terpaksa membuka usahanya dipinggir jalan yang sering kali mengurangi minat pengunjung untuk mencoba walaupun tempat yang tidak menarik bukan berarti kualitas mereka rendah. Apabila bantuan modal dan kesempatan mengembangkan usaha dipermudah bukan mustahil “para pejuang kuliner Indonesia” ini dapat terus berkembang bahkan mengharumkan nama Indonesia dikancah internasional.

Layaknya pisau semakin sering diasah maka akan semakin tajam pulalah ia. Dengan pengolahan yang kreatif maka pedagang kaki lima akan menjadi lokomotif penggerak perekonomian masyarakat dan meningkatkan pendapatan daerah. Mewujudkan sebuah destinasi wisata kuliner memang tidaklah mudah namun bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan dinegara sebesar dan sekaya Indonesia. Kolaborasi apik antara kreataivitas dan kearifan lokal akan menepis opini negative tentang pedagang kaki lima yang identic dan merubahnya menjadi sebagai sebuah destinasi wisata paling dicari dan diidam-idamkan wisatawan.STREET FOOD

2 thoughts on “MENDUNIAKAN KULINER INDONESIA MELALUI PEDAGANG KAKI LIMA

Leave a reply to momtraveler Cancel reply