Vancouver, A Trip to Remember

vancouver-frontPernah nggak ngalamin dapet kejutan liburan gratis keluar negeri? Well… I did!!! This was the best holiday I have ever had in my entire life. Meskipun sudah terjadi tujuh tahun yang lalu tapi liburanku yang satu ini adalah kejutan yang paling membahagiakan yang datang dari papa tercinta. Yes… disuatu pagi yang cerah, out of the blue, tiba-tiba papa ngajakin liburan ke Vancouver, Canada. Yup.. just the two of us for the entire week at Vancouver. Wwoowww….. sesuatu banget !!! Rasanya pengen koprol seribu kali saking happy nya. 

Ceritanya waktu itu si papa yang dokter spesialis jantung dapet undangan menghadiri World Congress on Heart Disease di Vancouver. Semuanya serba gratis karena disponsorin sama beberapa perusahaan obat besar di Indonesia. Berhubung perjalanan ke Canada dari Indonesia menghabiskan waktu 24 jam, mama jadi males ikutan dan bilang papa untuk mengajak salah satu anaknya aja. Wuuaahhh langsung heboh lah kami tiga bersaudara mengajukan diri menemani papa. Akhirnya supaya adil diundilah siapa yang berhak berangkat ke Canada sama papa, dan ternyata aku yang menang…… yyyiiiihhaaaaaa !!!!!

me and my dadyAlhamdhulilah wa syukurilah, setelah perjalanan panjang dari Semarang menuju Jakarta lanjut Singapore terbang lagi ke Hong Kong akhirnya tibalah di Vancouver, Canada. Sueneng bukan alang kepalang rasanya begitu kaki ini menginjak bandara internasional Vancouver, Canada. Senyuman rasanya nggak mau beranjak dari wajahku hehhe….Gimana nggak heboh coba?? Kami dan beberapa temen papa dijemput pakai limosin dan langsung diantar ke hotel Grand Hyatt yang ada di down town Vancouver. Karena hari masih sore, selepas check in kami langsung jalan-jalan kepusat kota Vancouver. Saat itu di Vancouver lagi musim panas, tapi tetep suhu udaranya 15°C dan berangin bbrrr…… sementara penduduk Canda menikmati sinar matahari dengan berpakaian minim kami jaketan heheheh. Ternyata udara dingin ini karena Vancouver bersebelahan dengan ibukota Alaska, Anchorage.

alice-lake-park-entrysnow in canada

Day One. Karena seminar belum dimulai panitia penyelenggara acara membawa kami jalan-jalan kebeberapa objek wisata terkenal di Vancouver. Kami semua diajak mengunjungi Art Museum yang luar biasa keren… beda banget sama suasana kebanyakan museum di Indonesia yang angker. Dari museum kami lanjut ke Alice Lake yang juga merupakan favorite camping spot warga setempat. Keren banget deh danau ini, meskipun ramai orang berkemah tapi kebersihannya tetap terjaga, nggak ada seorang pun yang  berani buang sampah sembarangan (kalau di Indonesia si….). Selepas Alice Lake perjalanan lanjut kesebuah ski resort yang ternyata masuk 3 besar dunia, Whistler Ski Resort, namanya. Sayang bukan buatan salju sudah hampir nggak ada karena memang sudah masuk summer. Whister Ski Resort punya beberapa atraksi utama, beberapa yang terbaik adalah kereta gantung dan Whistler Village. Dengan kereta gantung kita bisa lihat Vancouver dari ketinggian, hhmmm….what a lovely view…. Hari pertama berlalu begitu cepat… rasanya pengen menghentikan jarum jam supaya bisa berlama-lama di Vancouver.

Whistler_Village

Whistler Village — kaya negeri dongeng ya 😉

Day Two. Papa mulai sibuk dengan acara seminarnya tapi untunglah ada seorang tante yang lagi kuliah s3 di Vancouver dan dengan senang hati mau menemaniku jalan-jalan. Special requestku ke tante adalah pengen nyobain mass transportation yang ada di Vancouver. Penasaran aja pengen nyobain monorail, subway, bahkan city buss, secara di Indonesia kagak ada yang beginian. Seru lho ternyata keliling kota dengan mass transport, biayanya pun murah, Cuma $2 CD udah bisa keliling kota naik monorail dari ujung keujung. Mungkin bagus juga untuk kalian yang mau berlibur keluar negeri nyobain semua mass transportnya, selain murah dan bisa menghemat budget liburan, kita bisa dapet pengalaman baru yang seru.

sama tante di Kitsilano beach

sama tante di Kitsilano beach

Setelah nyobail monorail Tante ngajakin aku ke Granville market, sebuah pasar tradisional terbesar di Vancouver. Jangan bayangin pasar tradisional yang rusuh, ruwet, dan kotor ya, Granville jauh dari ketiga kesan itu. Granville sangat bersih dan teratur. Lantai pertama khusus untuk penjual sayur dan buah, sedang lantai duanya ada banyak stand dengan berbagai macam barang. Istimewanya Granville berada tepat disamping pelabuhan kecil yang memisahkan kota Vancouver. Vancouver dilewati sebuah selat kecil yang membagi kota ini jadi dua bagian. Dari pelabuhan kecil ini kita bisa naik ferry untuk menyebrang kesisi barat Vancouver. Selesai keliling pasar dan belanja sekedarnya (Dollar Canada waktu itu lagi mahal hiks…) kami makan siang di Thailand Restoran, demi keamanan kami milih menu vegetarian aja lah hehehe….setelah perut kenyang kami keliling pusat kota lagi dan berhenti ditoko buku yang mewah banget, sayang aku lupa namanya. Lucky me lagi ada sale hari itu jadilah aku beli beberapa buku yang lagi diobral. Eh lagi asyik baca-baca si tante lupa kalau ada janji sama temennya, terpaksa deh aku ditinggal. “Grand Hyatt only five blocks from here, you’ll survive,” dengan santainya tante bilang gitu. Setelah kasih petunjuk pergi lah dia meninggalkanku..hiks…. Wes bismilah masa udah gede gini takut, apa gunanya kuliah bahasa Inggris kalau masih nyasar di Vancouver, aku membatin. So setelah satu jam melanjutkan keliling toko buku, bismilah… aku balik ke hotel, SENDIRI !!!

one beautiful afternoon at Vancouver city

one beautiful afternoon at Vancouver city

Alhamdhulilah nggak nyasar, ternyata memang deket banget, bahkan puncak hotelnya keliatan dari toko buku. Aku bahkan sempet mampir ke bakery terdekat beli roti dan susu untuk bekal nanti malam, daripada pusing cari resto halal, papa juga pasti udah capek abis seminar seharian.

Day 3. Sambil nunggu papa selesai seminar, tante ngajakin jalan ke Kitsilano Beach. Menikmati desir angin dipantai Vancouver sambil ngeliatin bule-bule yang asyik berenang dan berjemur. Papa yang mupeng denger cerita jalan-jalanku memutuskan bolos sesi terakhir seminar dan bergabung bersama kami yang lagi ada di Stanley Park. Stanley Park taman bunga terbesar di Vancouver. Vancpuver ternyata punya banyak taman yang cantik tapi Stanley Park memang yang terbesar dan terbagus. Letaknya ada dipinggir pantai, bunga-bunga yang special bikin betah berlama-lama disana. Ada juga kereta kuda yang siap mengantar pengunjung taman mengelilingi taman sampai khatam, lumayan kan daripada gempor, luas banget soalnya. Ditaman ini juga sering ada art and music concert kalau malam hari, seru lah pokoknya.

mejeng di Stanley Park

mejeng di Stanley Park

stanley park- totem poles

stanley park- totem poles

Day 4. Aku ngajakin tante ikut rombongan peserta congress jalan-jalan ke Capilano Suspenssion Bridge Park. Tempat ini keren dan top banget deh. Bayangin aja nggak jauh dari pusat kota ada sebuah hutan lindung yang luas dengan koleksi pohon yang usianya sudah ratusan tahun. Pohon disitu tinggi-tinggi banget karena memang umurnya yang tua. Nggak ada tu aksi vandalism dibatang pohon seperti banyak kejadian di Indonesia, semua pohon terjaga dengan baik. Disetiap pohon tertempel keterangan nama dan umur pohon, ada juga beberapa hewan kecil seperti rakun, tupai, dan burung yang dibiarkan hidup bebas disini. Hutan ini terpisah sungai sehingga ada sebuah jembatan kayu yang puanjaaaaaang banget yang bisa dipakai untuk menyeberang. Itu jembatan sudah ada sejak tahun 1889 lho tapi jangan kuatir masih kuat dan kokoh banget kok. Disini juga ada konservasi beruang Grisley karena memang hutan ini rupaya merupakan salah satu habitat asli mereka. Nggak jauh dari gerbang taman yang juga merupakan national park ini ada banyak totem poles (patung) peninggalan suku Indian. Memang masih banyak orang Indian yang tinggal disini meskipun sudah tergusur sama pendatang kulit putih yang datang dari Eropa.

Capilano Suspension Bridge

Capilano Suspension Bridge

the biggest tree at Capilano Park

the biggest tree at Capilano Park

Oh ya jangan heran kalau di Vancouver banyak nemu orang Cina dan Hong Kong. Mereka ternyata banyak yang memilih migrasi dan menetap disini. Ada juga pendatang keturunan India, Iran, Turki, dan Syria yang mostly muslim. Jadi kalau mau cari halal food ya perginya ketoko mereka ini. Kamipun sempet mencoba dinner dengan menu nasi briani (mirip nasi kebuli) disebuah restoran milik orang Canada keturunan Iran. Eh aku juga nemu tempe lho disini, harganya…. Wwooowwww…. Lebih mahal dari harga daging hehehe…. Untuk beribadah pun alhamdhulilah nggak ada kesulitan secara orang-orang sana cukup toleran kok. Mereka menghormati an menghargai kepercayaan setiap individu, meskipun begitu yang namanya minoritas ya terpaksa shalat dimana aja lah yang penting tempatnya bersih. After all kewajiban tetaplah kewajiban, dimanapun berada shalat nggak boleh ditinggalkan.

Day 5. Grouse Mountain…. What a beautiful wilderness…. Alamnya masih asri banget..so amazing. Kami naik gondola, semacam skyride yang mengantarkan kita mengelilingi Grouse Mountain. Sebenernya paling sip ke Grouse Mountain pas winter, jadi bisa sekalian ski atau snowboarding…tapi nggak mengurangi semangatku kok. Sebelum balik hotel kami melewati desa kecil yang jadi konservasi suku Indian. Kasian banget mereka terpinggirkan dibenuanya sendiri.

Day 6. Time to say goodbye..hiks…. setelah day trip dikota Vancouver malamnya kami sudah harus ada dibandara dan bersiap kembali ke Indonesia. Seminggu berlalu begitu cepat dan nggak mungkin waktu diputar kembali. Thanks Allah for giving me the best holiday ever. Sungguh liburan yang luar biasa, menghabiskan waktu berdua sama papa tercinta menyusuri kota Vancouver, Canada. Makasih papa.. sudah ngajakin aku liburan mewah begini.. you are the best. I love you so much.

grouse mountain

20 thoughts on “Vancouver, A Trip to Remember

  1. bikin ngiler iniiii 😀
    tapi liat gmbrnya jembatan itu kok udah bikin merinding ya?
    Ada yang kurang niy Mbak, kurang ada foto wisata kulinernya 😀
    lain kali jalan-jalan ngajak aku dong hehehe 😀

    Like

  2. Assalamu’alaikum Sister Muna,
    Salam kenal dari saya.
    Alhamdullilah ikut senang, Sister sangat menikmati kunjungan singkatnya ke Vancouver, dan lengkap pula reportasenya.
    Kapan ke Vancouver lagi, siapa tahu bisa ketemu….

    BTW… rahasia ya…., saya yang sudah lebih 7 tahun mukim di Vancouver, belum pernah loh ke Capilano Suspension Bridge dan Grouse Mountain, kalah sama Sister Muna.
    Selalu berpikir, nanti aja sekalian nemenin kalau ada yang nengok/berkunjung ke Vancouver..…he..he…. alasan klasik ya?

    Like

    • Waalaikumsalam
      Kyaaaaaa…. Andai kutau ada Drimu dsna mak… Beruntungnya Drimu tgl ditempat yg seindah tu, aku aja falling in lope sma Vancouver 😉
      Biasa mak.. Kl di kota sdr suka Males ya tp hrs Bruan ksna lo mak Mumpung blm blik Indonesia 😉

      Like

  3. Oh mom, please… dika bimut banget di foto2 itu.. hahahaha seru banget liburanmu di Canada. Mupeng ah. Apa lagi bunga warna warni itu… entah impian le yurop apalah biaa tercapai. Semoga, aamiin

    Like

  4. Pingback: My Father, My True Hero | momtraveler's Blog

Leave a comment