Becoming a Successful Travel Writing

Travel Writing 101 - front coverTraveling rasanya nggak mungkin lagi terpisahkan dari kehidupanku. Rasanya seluruh badan gatel kalau nggak jalan. Yup… aku memang bukanlah tipe orang rumahan, yang sebagian besar hidupnya dihabiskan didalam rumah. Nope… that’s just not me. Mataku langsung berbinar-binar dan kaki ini nggak bisa berhenti mengeksplor setiap kali berkesempatan bertraveling ria. I just love traveling.

Kalau dulu traveling cuma untuk kesenangan pribadi dan keluarga, sekarang aku mulai tertarik untuk berbagi dengan orang lain. Berkat salah seorang teman blogger yang menjerumuskan diriku kedalam indahnya dunia tulis menulis diblogger, travel writing menjadi hal yang sangat kunikmati. Beberapa tulisanku alhamdhulilah pernah masuk ke website Wego Indonesia, ada juga yang diterbitkan di Jetstar Asia Magazine dan Bambini Magazine (kedua artikel juga dipublish di writerprenuer.com). Keberhasilan ini membuatku makin bersemangat untuk mendalami dunia travel writing. Cita-cita besarku suatu hari nanti bisa menerbitkan bukuku sendiri, amiin…

Nah sebelum itu terealisasi aku masih harus banyak belajar. Beberapa minggu lalu saat aku ketoko buku aku menemukan sbeuah buku yang menarik, judulnya Travel Writing 101 yang ditulis oleh mak Arini Tathagati. Sebenernya buku ini sudah kuincar sejak pertama kali melihat disitenya IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis), alhamdhulilah akhirnya terbeli juga.

Membeli buku ini ternyata worthed every penny… banyak sekali hal yang bisa dipelajari. Dihalaman awal saya sudah belajar banyak mengenai beberapa gaya traveling, seperti backpacking, megaloping, flashpacking, gap-packing (bodohnya aku yang selama ini cuma tau traveling ala koper dan ransel). Selain gaya traveling ada jenis wisata seperti wisata petualangan, wisata kuliner, wisata sejarah, dan lain-lain. sebagai penulis kita bisa memilih jenis wisata apa yang ingin kita dalami. Kalau aku sendiri suka wisata alam dan wisata kuliner hehehe…

Dalam buku ini mbak Arini menulis sesuatu yang membesarkan hatiku sebagai seorang traveler dengan kocek pas-pasan… “Untuk membuat sebuah artikel perjalanan yang menarik, anda tidak harus menulis tentang objek wisata terkenal atau eksotis. Anda tidak harus menulis tentang lokasi wisata yang sulit dijangkau atau perjalanan biaya tinggi. Anda tidak harus menjadi seorang backpacker. Anda juga tidak harus melakukan petualangan ekstrim. Sering kali cerita menarik yang anda temuka justru tak jauh dari tempat anda berada. Anda hanya membutuhkan rasa penasaran dan kemampuan mengobservasi, untuk menemukan sesuatu yang bisa anda tuangkan dalam artikel. “ (Tathagati, Arini, 2013: 14). Sejauh ini memang belum banyak kota, pulau, ataupun negara yang sudah kudatangi, tapi itu sama sekali tidak menyurutkan semangatku untuk menjadi seorang travel writer. Targetku saat ini adalah mengeksplor daerah sekitar (target sementara seluruh kota di Jawa Timur) sambil terus menabung supaya bisa go internasional (amiinn).

Mbak Arini juga menjelaskan bahwa dalam membuat sbeuah traver writing yang terpenting adalah to show bukannya to tell. Intinya supaya pembaca bisa masuk dan benar-benar merasakan apa yang penulis rasakan saat traveling. Moga-moga tulisanku udah begitu ya (deg-degan….). pokoknya banyak banget tips berguna dibuku ini, seperti tips mengawali artikel perjalan kita supaya menarik, apa yang harus kita lakukan bila ingin mempublikasikan artikel kita, bahkan mengatasi writers block yang sering kali terjadi. Semua tips sangat berguna terutama untuk travel writer beginner seperti diriku ini.

Satu hal lagi yang sangat aku apresiasi dalam buku ini adalah ada satu bab yang dikhususkan membahas bagaimana membuat foto perjalanan yang menarik. As we know travel writing bakalan hambar tanpa foto-foto yang menarik. Mabk Arini mengingatkan para travel writers untuk menguasi  ilmu fotografi setidaknya yang basic. Apapun jenis kameranya, yang penting tetaplah manusia yang menggunakannya (the man behind the gun). Asalkan kita menguasi beberapa trik dan ilmu fotografi insyaallah hasil jepretan kita memuaskan. “Foto yang bagus dihasilkan dari kamera, sedangkan software ibarat alat kosmetik yang digunakan untuk memperindah foto yang digunakan.” (Tathagati, Arini, 2013: 121). Tuuhh…tetep ya kemampuan bidik foto tetep penting… NOTED !!

Mbak Arini juga mengambil contoh fotografer kecintaan saya, Arbain Rambey, yang emang fotonya keren-keren. Aku jadi makin semangat aja nih menseriusi dunia fotografi supaya artikel perjalanan yang kubuat makin “berisi.” Satu hal yang kusayangkan dari buku ini, contoh foto-fotonya nggak berwarna, jadi kurang bisa dinikmati. Tapi don’t worry mbak Arini.. well understood kok, secara untuk mencantumkan foto yang “asli” pasti butuh biaya lebih besar (baik dari segi kertas, editing, dll)

Nggak Cuma berhenti disitu, dalam buku Travel Writing 101, mbak Arini juga mecantumkan beberapa contoh artikel yang sudah diterbitkan dibeberapa media. Ada juga daftar referensi artikel perjalanan sampai daftar komunitas travel writer. Siip banget buat kita (aku ding..) yang lagi pengen banget melebarkan sayap, burung kaliiii……..

Overall, I really love this book. Thanks a bunch buat mbak Arini Tathagati yang sudah sharing begitu banyak hal mengenai travel writing. Setelah baca buku ini tekadku makin bulat untuk terjun bebas kedalam dunia travel writing. Ammiinnn… insyaallah.

“If there’s a book you really want to read, but it hasn’t been written yet, then you must write it.”

(Tom Morrison, novelis AS)

 

PS: quote diatas diambil dari buku Trave Writing 101. Quote ini juga aku save dilepy dan semua gadget, dan yang terpenting dihati supaya tetap semangat berkarya. Maju terus pantang mundur. Merdekaa !!!!

Travel Writing 101 - front cover

13 thoughts on “Becoming a Successful Travel Writing

    • Kalo wego emang aku sdh jadi salah satu kontributor freelance nya msk. Nah jetstar itu yg ajaib, sepupu ku yg biasa nulis di jetstar pas berhalangan. Aku tawaran tulisanku eh kok Cucok.. Alhamdulillah bgt ya 🙂

      Like

  1. Wah, buku yang cucok buat kamu nih Mun. Ayo segera tuliskan pengalaman perjalananmu jadi buku. Asyik loh kalo banyak yg baca. dapet pahala. Trus kirimin ke media deh. InsyaAllah ada jalan….yuk yuk!

    Like

  2. Pingback: Becoming a Successful Travel Writing | sharing about knowledge IT

Leave a reply to Ira Cancel reply